Sample Text

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 30 Desember 2011

Jangan Menyiksa Diri

Allah S.W.T menciptakan dunia seisinya untuk kemudahan manusia itu sendiri, oleh itu hendaklah manusia memanfaatkannya. Sahabat Anas menceritakan bahawa satu hari Rasulullah S.A.W melihat seorang yang dipapah oleh kedua orang anaknya menunaikan haji dengan berjalan kaki. Apabila melihat keadan itu maka baginda betanya, “Mengapa dengan orang ini?” Dua anak itu berkata, “Dia bernazar hendak menunaikan hai dengan berjalan kaki.” Rasulullah berkata, “Sesungguhnya Allah S.W.T tidak memerlukan orang yang menyiksakan dirinya.” Ketika itu juga Rasulullah memerintahkan kepada orang itu agar naik kenderaan untuk menunaikan haji. Dalam satu peristiwa lain, seseorang menziarahi tuan gurunya yang sudah lama berpisah, dia berjalan kaki beberapa batu ke rumah gurunya dengan maksud untuk mendapat pahala yang lebih. Setiba di rumah gurunya itu, tuan guru itu bertanya, “Kamu datang dengan apa?” Anak murid itu berkata, “Saya berjalan kaki.” Apabila tuan guru itu mendengar jawapan anak muridnya itu dia berkata : “Dia telah menciptakan kuda, baghal dan keldai agar kamu mengenderainya.”

Toleransi Nabi dalam Berdakwah

Sedang Nabi Muhammad saw duduk bersama para sahabat, muncul seorang pemuda berjumpa Nabi lalu berkata “Izinkanlah saya untuk berzina.” Mendengar perkataan yang biadab itu, sahabat-sahabat terpinga-pinga dan merasa marah.
Namun Nabi Muhammad bersikap tenang dan melayan dengan baik. Baginda menyuruh pemuda itu hampir kepadanya lalu bertanya “Mahukah engkau berzina dengan ibumu?” Pemuda itu menjawab “Tidak!”. Lantas Nabi bersabda “Kalau begitu, orang-orang lain juga tidak suka berbuat jahat kepada ibu-ibu mereka.” Nabi kemudian mengajukan soalan kedua “Sukakah kamu berbuat jahat dengan saudara perempuanmu sendiri? atau sukakah kamu sekiranya isteri kamu dinodai orang?” Kesemua soalan itu dijawab oleh pemuda itu dengan “Tidak!”.
Rasulullah saw kemudian meletakkan tangannya yang mulia ke atas pemuda itu sambil berdoa “Ya Allah, sucikanlah hati pemuda ini. Ampunkanlah dosanya dan peliharakanlah dia dari melakukan zina.” Sejak peristiwa itu, tiadalah perkara yang paling dibenci oleh pemuda itu selain zina.
Moral & Iktibar
Sifat berlemah-lembut dan toleransi amat perlu ada dalam setiap pendakwah.
Sifat lemah-lembut kunci bagi kejayaan dakwah.
Sifat toleransi merupakan satu rahmat dan pemberian Allah yang bersifat dengan Ar-Rahman dan Ar-Rahim.
Perkataan yang kasar dan kesat bukan menghampirkan orang lain kepada kita malah akan menjauhkannya lagi.
Sebelum melakukan sesuatu perkara, perlulah bermesyuarat atau berbincang (bertukar-tukra fikiran) dengan orang lain.
Jauhkan bertindak mengikut hawa nafsu kerana ia datang dari syaitan.
Kemukakanlah soalan kepada orang lain walaupun soalan itu kemungkinan tidak ada logiknya; sementara orang yang ditanya pula berikanlah layanan yang sepatutnya dengan ikhlas.
Berikanlah nasihat atau teguran kepada orang yang memerlukan namun teguran itu hendaklah dilakukan dengan ihsan kerana Allah semata-mata semoga orang yang berkenaan tidak berasa diperhinakan dan terus menerus terbiar menjadi mangsa syaitan.
Berdakwah dengan hikmah memberikan kesedaran dan keinsafan kepada orang yang didakwah.

Permohonan si Miskin dan si Kaya

Nabi Musa AS memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya danjuga ada yang miskin. Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS, “Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya. Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, “saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja”!. Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, “Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu. Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, “wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT. Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya”, jawab si kaya itu. Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.