Sample Text

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 27 Mei 2012

World Bank Nilai Program di Aceh Terbaik Dunia

Diposkan oleh Haba Salang | Kamis, 02 September 2010 | |
154logobaruBanda Aceh – Pihak Bank Dunia menilai program yang dijalankan di Aceh yang dibiayai World Bank adalah yang terbaik di dunia. “Dari semua program yang telah saya lihat di seluruh dunia, di Aceh adalah yang terbaik. Ada beberapa hal yang benar-benar berhasil dilakukan di Aceh. Salah satunya adalah tingkat komitmen dari pemerintah daerah di Aceh yang jauh lebih tinggi dari pemerintah-pemerintah daerah dari provinsi lain,” kata Koordinator Pembangunan Bidang Sosial World Bank untuk Indonesia, Jan Weetjens.
Hal itu diungkap Jan Weetjens saat menghadiri pembukaan pelatihan pratugas fasilitator teknik kecamatan program PNPM Mandiri di Sultan Hotel, Kamis (27/8), Menurut dia, sangat mengagumkan melihat bagaimana orang-orang di Aceh bekerja menjalankan semua program yang disusun World Bank. “Program-program World Bank diterapkan secara aktual di lapangan, uang yang dialokasikan benar-benar beredar di masyarakat. Aceh memimpin untuk program peningkatan kapasitas, baik di tingkat warga ataupun staf World Bank,” kata dia.
Weetjens menyatakan akan menyampaikan laporan yang sangat baik sekembalinya ke World Bank di Jakarta dan di Washington atas hasil yang dilihat langsung di Aceh. “Saya juga melihat dampaknya di lapangan untuk masyarakat. Melihat pembangunan dan pemanfaatan irigasi, sekolah-sekolah, jalan-jalan, semuanya sangat menggembirakan,” kata Weetjens yang menghabiskan waktu tiga hari untuk memonitor dan mengevaluasi program-program World Bank di Aceh.
Ia mengatakan World Bank masih memiliki banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan di Aceh. “Kami akan melanjutkan untuk membantu masyarakat Aceh dengan fokus membangun infrastruktur, dan pemberdayaan ekonomi. Tidak hanya melalui program yang kami susun, World Bank juga akan mendukung program-program yang dibuat pemerintah Aceh,” janjinya.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Aceh, Alibasyah mengatakan untuk Aceh saat ini World Bank memberikan dukungan mencapai Rp 5,8 miliar tiap bulan untuk membayar gaji konsultan pendamping program Bantuan Keuangan Pemakmu Gampong (BKPG) yang digagas Pemerintah Aceh.
“Sekarang World bank mendanai pengeluaran Pemerintah Aceh hampir Rp 5,8 miliar setiap bulan untuk membayar gaji 2.165 orang konsultan di kecamatan dan di pedesaan,” kata dia. Di samping itu, lanjut Alibasyah, World Bank juga memberikan bantuan dana untuk pelaksanaan pelatihan, perencanaan parsipatif di setiap desa di Aceh. “Mereka memberikan bantuan langsung di tiap kecamatan antara Rp 400-800 juta per kecamatan, membiayai konsultan pendamping program BKPG. Mendukung program Gubernur Aceh yaitu BKPG di setiap desa Rp 100 juta ditambah dari setiap kabupaten Rp 50 juta. Tanpa ada dukungan dari World Bank maka program PNPM atau BKPG yang dilakukan di Aceh tidak akan pernah sukses,” papar dia. Dikatakan Ali, untuk PNPM Mandiri Perdesaan World Bank memberikan dukungan dana untuk 244 kecamatan di 6.000 desa. “Pekerjaan ini tidak mudah, mengingat terlalu banyak desa yang perlu dijangkau di hampir 276 kecamatan, ada 6.411 desa di seluruh Aceh,” kata dia.(serambinews)

Lantai Jembatan Patah, Sepmor Jatuh ke Parit

LHOKSUKON - Seorang warga Desa Nga, Kecamatan Paya Bakong, Aceh Utara,  Mukhlis (30), jatuh ke parit bersama sepeda motor Supra Fit yang ditumpanginya, saat melintas di jembatan yang terbuat dari pohon kelapa di Desa Blang Gunci, kecamatan setempat, Jumat (25/5) sore. Mukhlis mengalami luka ringan pada bagian tangan, dan kaki, sedangkan sepmornya rusak pada bagian mesin.
Informasi diperoleh Serambi, jembatan itu merupakan jalur utama yang menghubungkan sejumlah desa (Nga, Kebun Pirak, dan Alue Lhok) di  Kecamatan Pirak Timu dengan Desa Keude Paya Bakong. Selama ini, setiap harinya jembatan itu dilalui oleh ratusan sepeda motor milik masyarakat kedua kecamatan itu.
“Lantai jembatan terbuat dari pohon kelapa yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Mukhlis saat itu datang dari Desa Nga menuju Desa Keude Paya Bakong. Sesampainya di jembatan itu lantai jembatan patah, dia tak bisa menahan kesimbangan lalu terjatuh ke parit irigasi persis di bawah jembatan itu,” sebut saksi mata kejadian itu, Muhammad Kamal (28) warga Desa Blang Gunci, kepada Serambi, Sabtu (26/5).
Ditambahkan, pihaknya berharap Pemkab Aceh Utara membangun jembatan permanen di desa tersebut, sehingga kasus serupa tidak terjadi di kemudian hari. “Jembatan ini lebarnya hanya empat meter dan panjangnya enam meter. Kami harap ini dibangun secara permanen.Sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi,” pungkas Muhammad Kamal.(c46)

Editor : bakri                                                                    Sumber : Serambi Indonesia

Jembatan-Fery1     images10